Tausiah

Berlimpahnya Harta Pada Muslimin-Muslimat, 13 September 2010


قَالَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ:
لَا تَقُومُ السَّاعَةُ حَتَّى يُكْثَرَ فِيكُمْ الْمَالُ فَيَفِيضَ حَتَّى يُهِمَّ رَبَّ الْمَالِ مَنْ يَقْبَلُ صَدَقَتَهُ وَحَتَّى يَعْرِضَهُ فَيَقُولَ الَّذِي يَعْرِضُهُ عَلَيْهِ لَا أَرَبَ لِي (صحيح البخاري)
Sabda Rasulullah saw:
“tiada akan datang hari kiamat, hingga berlimpahnya harta, maka ia bagai ditumpahkan seluas luasnya, hingga kerisauan para pemilik harta itu adakah yg mau menerima sedekah dari harta mereka, hingga para pemilik harta masing masing mencari dan menawar nawarkan hartanya, dan mereka menjumpai orang orang yg mereka tawarkan itu menjawab : aku tak membutuhkannya”


ImageTadi telah kita dengarkan qasidah yang dilantunkan oleh saudara kita Muhammad Qalby, betapa indahnya sayyidina Hassan bin Tsabit ra (salah seorang sahabat) dalam memuji Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, yang berkata :
قَرَأنَا فِي الضُّحَى وَلَسَوْفَ يُعْطِيْكَ فَسَرَّ قُلُوْبَنَا ذَاكَ اْلعَطَاءُ
"Kami telah membaca surah "Ad Dhuha" , maka gembiralah hati kami dengan anugerah itu".
Gembiralah hati para sahabat dengan turunnya surah Ad Dhuha, karena dalam surah itu ada kalimat:
وَلَسَوْفَ يُعْطِيْكَ رَبُّكَ فَتَرْضَى (الضحى :5 )
" Dan kelak pasti Rabbmu memberikan karunia-Nya kepadamu, lalu (hati) kamu menjadi puas" ( QS. Ad Dhuha: 5 )
Di dalam tafsir Al Imam Abdullah bib Abbas Ra dijelaskan makna kalimat ini adalah bahwa Rasulullah saw tidak akan puas jika masih ada satu dari ummatnya yang di neraka, maka hal ini menjadi kepastian bahwa seluruh ummat beliau akan berada di dalam surga Allah.
وَأَحْسَنُ مِنْكَ لَمْ تَرَ قَطُّ عَيْنٍ وَأَجْمَلُ مِنْكَ لَمْ تَلِدِ النِّسَاءُ
" Dan yang lebih indah darimu belum pernah dilihat mata, dan yang lebih indah darimu belum pernah dilahirkan oleh wanita manapun "
نَبِيٌّ هَاشِمِيٌّ أَبْطَاحِيٌّ شَمَائِلُهُ السَّمَاحَةُ وَاْلوَفَاءُ
"Nabi yang terpilih dari keluarga Bani Hasyim, yang diantara budi pekertinya adalah selalu memaafkan dan selalu menepati janji". Dialah sayyidina Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam.
حَمْدًا لِرَبٍّ خَصَّنَا بِمُحَمَّدٍ وَأَنْقَذَنَا مِنْ ظُلْمَةِ الْجَهْلِ وَالدَّيَاجِرِ اَلْحَمْدُلِلّهِ الَّذِيْ هَدَاناَ بِعَبْدِهِ الْمُخْتَارِ مَنْ دَعَانَا إِلَيْهِ بِاْلإِذْنِ وَقَدْ ناَدَانَا لَبَّيْكَ ياَ مَنْ دَلَّنَا وَحَدَانَا صَلَّى اللهُ وَسَلّمَّ وَبَارَكَ عَلَيْهِ وَعَلَى آلِهِ اَلْحَمْدُلِلّهِ الَّذِيْ جَمَعَنَا فِي هَذَا الْمَجْمَعِ اْلكَرِيْمِ وَالْحَمْدُلله الَّذِي جَمَعَنَا فِيْ هَذَا الشَّهْرِ اْلعَظِيْمِ وَفِي هَذِهِ الْمُنَاسَبَةِ اْلعَظِيْمَةِ...
Limpahan puji kehadirat Allah subhanahu wata'ala Yang Maha Luhur, Yang telah menyambungkan sanubari kita, jasad kita, lisan kita dan usia kita dengan kelompok sayyidina Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam, yang dengan keterikatan luhur itulah aku dan kalian diberi kesempatan mencapai keluhuran termulia dan tersuci, mencapai kemudahan dalam kehidupan yang sementara ini.
Baru saja kita berpisah dengan bulan luhur, bulan Ramadhan yang merupakan samudera keluhuran dan kedermawanan Ilahi, maka malam Idul Fitri adalah malam kesedihan bagi para shalihin, malam kesedihan bagi orang-orang yang sangat mencintai Allah, merupakan malam kerisauan bagi mereka karena berpisah dengan Ramadhan.
Di bulan Ramadhan orang-orang jauh lebih dekat kepada Allah, lebih dicintai Allah, lebih cepat dimaafkan oleh Allah, lebih cepat dekat kepada Allah, lebih cepat mencapai kasih sayang Allah. Dan di bulan Ramadhan iman mereka diperkuat dengan dibelenggunya syaitan, oleh karena itu orang-orang mukmin merasa risau ketika keluar dari bulan Ramadhan, karena seakan-akan mereka dijatuhkan ke tempat yang gelap, harus berjuang dan merangkak di dalam kegelapan yang sedikit menjadi lebih jauh dari kasih sayang Ilahi dengan kekuatan syaitan yang jauh lebih kuat,
Maka di saat itu malam kesedihan bagi para shalihin adalah malam 1 Syawal. Maka apa makna takbiran?, apa makna "Allahu Akbar?", bagaimana mereka bisa mengucapkan "Allahu Akbar"?, kalimat itulah yang dijadikan senjata penguat bagi setiap orang muslim untuk memasuki malam 1 Syawal dan meninggalkan Ramadhan, ketakutan dan kerisauan mereka, mereka dilampiaskan dengan kalimat Takbir untuk mengagungkan kekuatan Allah dalam diri mereka dan pada diri muslimin, dimana setelah keluar dari bulan Ramadhan akan lebih banyak lagi dosa-dosa yang tertulis dan berkurang pula catatan pahalanya, maka kerisauan ini dijawab dengan kalimat "Allahu Akbar, Allahu Akbar, Allahu Akbar, Laa Ilaaha Illallahu Allahu Akbar, Allahu Akbar walillahi alhamd", dengan kalimat inilah mereka menjawab kerisauan itu, mereka menjawab kebingungan itu, mereka menjawab ketakutan itu untuk melewati hari-hari di dunia yang penuh fitnah, yang merupakan samudera racun-racun yang menjatuhkan mereka dari kasih sayang Allah subhanahu wata'ala.
Hadirin hadirat yang dimuliakan Allah,
Ramadhan telah meninggalkan kita, namun Sang pemilik Ramadhan Yang Maha Indah tetap Maha Ada, Sang pelimpah anugerah Ramadhan tetap Maha Ada, maka mintalah kepada Sang Pemiliknya agar Allah memperlakukan hari-hari kita sebagaimana kita di bulan Ramadhan, karena Allah sangat memanjakan kita di bulan Ramadhan, sangat memuliakan kita di bulan Ramadhan, semoga Allah subhanahu wata'ala memperlakukan kita lebih mulia lagi, lebih berkasih sayang lagi, lebih lembut lagi daripada bulan Ramadhan. Ya Rabbi, walaupun kami telah melewati Syawal dan bulan lainnya namun pengampunan-Mu tetaplah, kasih sayang-Mu tetaplah sebagaimana Engkau memperlakukan kami di bulan Ramadhan. Hadirin hadirat, oleh sebab itulah sampainya kita di malam hari ini kita telah melewati Ramadhan, doa dan harapan kita semoga Allah sempurnakan Ramadhan kita, yang dengan itu Allah lebih menyempurnakan hari-hari kita setelah Ramadhan, lebih memperindah hari-hari kita setelah bulan Ramadhan.
Hadirin hadirat yang dimuliakan Allah
Sampailah kita pada hadits agung yang menyampaikan adalah orang yang tidak pernah berdusta, yang memberitahu adalah orang yang telah difirmankan Allah dalam Al quran:
وَمَا يَنْطِقُ عَنِ الْهَوَى ، إِنْ هُوَ إِلَّا وَحْيٌ يُوحَى ( النجم : 3-4 )
" dan tiadalah yang diucapkannya itu menurut kemauan hawa nafsunya, Ucapannya itu tiada lain hanyalah wahyu yang diwahyukan (kepadanya)". ( QS. An Najm: 3-4 )
Sampai kepada kita kabar agung bahwa akan datang suatu saat nanti dimana kaum muslimin akan dipenuhi kemakmuran, “tiada akan datang hari kiamat, hingga berlimpahnya harta, maka ia bagai ditumpahkan seluas luasnya, hingga kerisauan para pemilik harta itu adakah yg mau menerima sedekah dari harta mereka, hingga para pemilik harta masing masing mencari dan menawar nawarkan hartanya, dan mereka menjumpai orang orang yg mereka tawarkan itu menjawab : aku tak membutuhkannya”
Allah subahanahu wata'ala akan melimpahkan kepada mereka harta dan kemakmuran, sehingga di saat itu tiada lagi yang mau menerima shadaqah, orang-orang yang kelebihan harta yang ingin berzakat dan bershadaqah namun tidak ada yang mau menerimanya, bukan seperti sekarang orang-orang mengemis kesana kemari tetapi banyak yang tidak diberi.
Maka akan datang suatu masa dimana justru orang-orang yang kelebihan harta lah yang akan mencari orang-orang yang mau menerima shadaqah, mereka berkeliling mencari orang yang mau menerima harta zakat mereka, tetapi mereka akan menemukan banyak orang yang selalu menolak dan berkata: "kami tidak lagi mempunyai kebutuhan terhadap harta", tidak ada lagi ummat muslimin yang kekurangan di saat itu, dan waktu itu telah dekat kepada kita.
Hari kebangkitan semakin dekat, hari kiamat semakin dekat, namun sebelum hal itu terjadi kemakmuran akan berlimpah di muka bumi ini. Sebagian para ulama' menjelaskan kapan kemakmuran itu muncul?, munculnya kemakmuran itu adalah waktu ketika jauh dengan wafatnya Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, dimana terjadi kerusakan ummat dari yang terkecil hingga yang tertua dan semakin sedikitnya ulama, maka di saat itu muncul kebangkitan para pemuda yang banyak bertobat, yang itu adalah isyarat bahwa kemakmuran akan tersebar di seluruh permukaan bumi pd muslimin, dengan kebangkitan pemuda itulah Allah subhanahu wata'ala membenahi permukaan bumi dan mengizinkan bumi untuk memuntahkan pendaman yang ada padanya.
Diriwayatkan di dalam hadits lainnya bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam menjelaskan kepada para sahabat bahwa Allah memerintahkan bumi untuk menumpahkan seluruh pendamannya, seluruh pendaman harta karun dimuntahkan oleh bumi, semua peternak hewan akan makmur, semua pertanian makmur, semua usaha makmur, semua shalihin dimakmurkan oleh Allah,
Karena itu, maka orang-orang yang di luar Islam dan orang-orang Islam yang fasiq, orang-orang Islam yang dzalim, mereka akan berlarian mendekat kepada para shalihin, karena harta Allah limpahkan kepada para shalihin, maka semua orang mengarah kepada orang-orang yang baik yaitu para shalihin, mukminin dan orang-orang ahli sujud, maka keadaan di saat itu akan berbalik dari keadaan sekarang. Sekarang orang-orang meninggalkan masjid menuju gedung-gedung tempat orang-orang non muslim, tempat para musyrikin, tempat para pendosa dan pelaku maksiat, karena harta ada di tangan mereka,
Barangkali walaupun seorang muslim yang shalih dan banyak beribadah pun terpaksa harus bekerja kepada orang-orang yang dzalim karena harta ada pada mereka, sehingga sebagian wanita membuka jilbabnya demi pekerjaannya, sebagian pria meninggalkan shalatnya demi pekerjaannya, karena harta ada pada orang-orang yang dzalim, namun suatu saat keadaan itu akan berbalik, sehingga semua orang yang fasik terpaksa ikut kepada ketaatan kepada Allah karena harta dan kemakmuran ada di tangan para shalihin, demikian janji sayyidina Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam.
Hadirin hadirat yang dimuliakan Allah
Diriwayatkan di dalam Shahih Al Bukhari bahwa para sahabat bertanya: "wahai Rasulullah, kami dahulu berada dalam kegelapan jahiliyyah, kemudian kami dalam terang benderangnya hidayah, apakah setelah ini akan datang lagi kegelapan, atau terus dalam hidayah?", maka Rasulullah berkata: "setelah itu akan datang fitnah", para sahabat kembali bertanya: "wahai Rasulullah, dan setelah fitnah itu apakah akan datang lagi cahaya hidayah?", Rasul menjawab: "akan datang lagi cahaya hidayah ynag terang benderang", kemudian sahabat bertanya: "wahai Rasulullah, di saat kami terkena fitnah, kedzaliman dan perpecahan, apakah yang harus kami perbuat?", maka Rasul menjawab: "berpeganglah kepada para ulama' yang terbanyak (yaitu ahlu as sunnah wal jama'ah), jika tak kalian temukan maka hendaknya ia memilih memisahkan diri dari para perusak akidah, lebih baik kalian lari ke gunung-gunung atau ke bukit jangan mau mengikuti tuntunan mereka, bersatulah dengan jama'ah muslimin ahlussunnah wal jama'ah, setelah itu akan datang limpahan kemakmuran sehingga makmurlah seluruh muslimin", setelah itu para sahabat bertanya: "bagaimana ciri-ciri keadaan Muslimin di saat itu wahai Rasulullah?", Rasulullah menjawab: "di saat itu bagi mereka satu sujud lebih berharga dari dunia dan isinya", mereka lebih mencintai sujud daripada dunia dan isinya. >/p>
Jika sudah banyak orang yang mencintai sujud maka Allah akan melimpahkan kemakmuran, semoga hal itu semakin dekat dan tampaknya hal itu memang semakin dekat, dalam 1 atau 2 tahun kedepan ini kita akan melihat perubahan kemakmuran terjadi, dan terutama Allah akan memulainya dari negeri muslimin terbesar di bumi inilah Allah akan membuat bumi-Nya melimpahkan kemakmuran,
negeri Indonesia ini akan lebih dahulu makmur daripada negeri lainnya, dan siapakah yang akan lebih dahulu dilimpahi kemakmuran?, mereka adalah para pecinta sayyidina Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam, maka di saat itu oarng akan berduyun-duyun untuk mengidolakan sayyidina Muhammad Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, karena dengan begitu limpahan kemakmuran akan berlimpah kepada mereka, maka jangan risaukan harta, jangan risaukan keduniawian, jangan risaukan masa depan kalian, karena masa depan para pecinta Rasulullah cerah di dunia dan di akhirah dalam kemakmuran.
Kemakmuran semakin dekat kepada kalian, dalam beberapa tahun akan kalian lihat hal itu terjadi pada kalian, walaupun di saat ini seakan-akan hal itu tidak mungkin terjadi namun akan kalian buktikan karena ucapan ini bukanlah ucapan Munzir tetapi ucapan sayyidina Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam.
Hadirin hadirat yang dimuliakan Allah
Diriwayatkan di dalam Shahih Al Bukhari bagaimana indahnya Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam menjaga harta beliau, ketika beliau selesai melakukan shalat Asar seusai salam tiba-tiba beliau langsung keluar dari shaf shalat tanpa berdzikir dan langsung masuk ke rumahnya kemudian beliau membagi-bagikan shadaqah, maka para sahabat bertanya: "Wahai Rasulullah, kenapa tadi selesai shalat engkau terburu-buru keluar?". Dalam riwayat ini ada 2 makna yang perlu kita ambil ; pertama, bahwa Rasulullah setiap selesai shalat beliau selalu berdzikir dulu tidak langsung keluar, dan mereka yang mengatakan jika selesai shalat langsung keluar maka hal itu telah bertentangan dengan sunnah Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, kecuali karena ada uzur. Di saat itu Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam langsung keluar tanpa berdzikir dan membuat para sahabat bertanya-tanya kenapa Rasulullah tidak berdzikir dulu, maka Rasulullah menjawab: "aku teringat ada sedikit emas tertinggal di rumahku dan belum sempat aku shadaqahkan, aku teringat hal itu maka aku terburu-buru tidak mau meninggalkan harta sedekah berlama-lama di rumahku", padahal jika menunggu waktu selesai dzikir hanya beberapa menit saja namun beliau tidak ridha menunda-nunda harta untuk disedekahkan kepada yang berhak, demikian indahnya budi pekerti sayyidina Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam.
Camkanlah hal ini pada diri kita, jika kita kelebihan harta maka jangan ditunda-tunda untuk mensedekahkannya demi mengikuti manusia yang terindah sehingga kita dilimpahi keindahan dunia dan akhirah. Manusia yang paling dicintai Allah dicintai pula oleh seluruh makhluk, dialah manusia yang paling indah budi pekertinya, sayyidina Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam.
Diriwayatkan di dalam Shahih Al Bukhari bahwa ketika Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam didatangi oleh seorang wanita tua seraya berkata: "wahai Rasulullah, aku datang kepadamu membawa pakaian yang kutenun dengan tanganku sendiri untuk kuberikan kepadamu agar engkau pakai", maka Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam menerimanya dengan gembira, kemudian wanita itu pergi dan Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam langsung memakainya untuk membuat wanita itu gembira. Kita bayangkan seorang wanita shalihah, pecinta Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam yang menenun pakaian dengan tangannya sendiri untuk dihadiahkan kepada Rasulullah saw dan Rasulullah saw langsung memakainya demi menggembirakan wanita itu, dan tidak lama kemudian datang seseorang dan meminta pakaian yang dipakai oleh Rasulullah, maka para sahabat yang lainnya menganggap sahabat yang meminta ini tidak mempunyai adab karena meminta pakaian yang sedang dipakai oleh Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, maka ketika itu Rasul tersenyum masuk ke dalam rumahnya kemudian memberikan pakaian itu kepadanya, maka sahabat yang lain berkata: "engkau ini tidak mempunyai adab kah, meminta pakaian yang sedang dipakai oleh Rasulullah dimana beliau tidak akan menolak permintaan itu", maka orang itu berkata: "aku memintanya bukan karena indahnya pakaian ini, tetapi aku ingin pakaian ini menjadi kain kafanku di saat aku wafat karena pakaian ini sudah dipakai oleh Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam", dan di saat ia wafat pakaian itu dipakaikan kepadanya karena wasiatnya ia ingin dipakaikan dengan pakaian yang telah bersentuhan dengan tubuh nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam.
Hadirin hadirat, manusia yang paling banyak pecintanya di dunia adalah sayyidina Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam, dan di akhirat tidak ada yang masuk surga kecuali orang-orang yang cinta kepada nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam dari ummat nabi Muhammad dan ummat-ummat lainnya yang terlebih dahulu memahami bahwa tidak ada satu nabi pun atau satu wali pun, atau para syuhada dan shalihin yang mendapatkan bagian dan hak syafaat itu kecuali dari nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam.
Hadirin hadirat yang dimuliakan Allah
Fahamlah semua ummat saat itu, mulai dari nabi Adam As hingga manusia terkahir yang hidup kelak bahwa saat itu pemimpin seluruh manusia adalah sayyidina Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam, sebagaimana sabda beliau:
أَنَا سَيِّدُ النَّاسِ يَوْمَ الْقِيَامَةِ
" Aku adalah sayyid (pemimpin) manusia pada hari kiamat "
Pemimpin kita, idola kita, kekasih kita, sayyidina Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam yang dengan mencintainya engkau akan merasakan lezatnya mahabbatullah (cinta Allah), lezatnya rindu kepada Allah, seseorang tidak akan sampai pada derajat kewalian kecuali dengan mengikuti tuntunan nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam, karena tidaklah sempurna iman seseorang sebelum ia mencitai nabinya Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam. Diriwayatkan di dalam Shahih Al Bukhari bagaimana indahnya nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam yang sangat menghargai orang lain bahkan di dalam shalat, ketika shalat beliau mendengar ada bayi yang menangis maka beliau mempercepat shalatnya karena kasihan kepada ibu si bayi yang pasti dalam keadaan risau ketika shalat mendengar bayinya menangis. Inilah bentuk manusia yang paling santun dan paling perhatian terhadap musibah orang lain, bukan musibah bahkan kesusahan pun diperhatikan oleh beliau, kerisauan pun diperhatikan oleh beliau shallallahu 'alaihi wasallam.
Hadirin hadirat yang dimuliakan Allah
Ketika beliau berbicara maka kesemuanya diam, apalagi ketika beliau membaca qasidah karena diriwayatkan oleh salah seorang sahabat di dalam Shahih Al Bukhari: "tidak pernah kedengar suara yang lebih indah daripada suara nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam". Diriwayatkan pula di dalam Shahih Al Bukhari oleh sayyidina Anas bin Malik Ra yang berkata:
مَا رَأَيْنَا مَنْظَرًا أَعْجَبُ مِنْ وَجْهِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
" Tidak pernah kami melihat suatu pemandangan yang lebih menakjubkan dari wajah sang nabi "
Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam pernah bercanda dihadapan para sahabat dalam riwayat Al Imam Tirmidzi Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "tidaklah seorang nabi dan rasul kecuali indah wajahnya dan suaranya, seperti nabi kalian ini", para sahabat tersenyum dan rasul pun tersenyum hingga terlihat gerahamnya dari tawa nabi Muhammad karena bercanda dengan para sahabat Ra.
Hadirin hadirat yang dimuliakan Allah
Semua makhluk memahami bahwa beliau adalah Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, diriwayatkan di dalam kitab As Syifa' oleh Al Imam Qadhi 'Iyadh Ar, bahwa ketika Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam mendengar kabar tentang onta yang beringas yang ada di Madinah Al Munawwarah, maka Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam mendatangi onta itu yang dijebak di dalam sebuah perangkap yang sedang mengamuk hingga mulutnya berbusa dan matanya merah, maka para sahabat berkata: "wahai Rasulullah, onta itu dijebak di dalam perangkap karena khawatir akan melukai orang", maka Rasululullah berkata: "bukakan pintunya untukku", sahabat berkata: "wahai Rasulullah, kami khawatir onta itu akan melukaimu, dia sedang beringas dan buas", maka Rasulullah berkata: "tiadalah sesuatu di langit dan bumi kecuali mengetahui bahwa aku ada Rasulullah, kecuali para pelaku maksiat dari golongan jin dan manusia, mereka tidak mengenal aku".
Jika Allah perlihatkan kepada kita wajah Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam yang malam ini berdiri dihadapan kalian, maka mereka yang banyak beristighfar akan memahami inilah wajah Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, mungkin diantara kita yang banyak dosa tidak kenal itu wajah siapa, karena beliau shallallahu 'alaihi wasallam berkata: "semua yang ada di langit dan bumi mengetahui bahwa aku adalah Rasulullah, kecuali pendosa dari golongan jin dan manusia".
Wahai Allah, pastikan kami adalah orang-orang yang mengenal Rasulullah, amin. Maka ketika dibukakan pintu yang memerangkap onta itu, dan ketika onta yang sedang beringas itu menoleh dan melihat sang nabi berdiri maka onta itu lari tertunduk-tunduk kemudian mencium kaki Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, hilang marahnya, hilang beringasnya, hilang buasnya karena melihat sayyidina Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam. Demikian indahnya nabi kita Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam.
Diriwayatkan di dalam Shahih Al Bukhari, salah seorang sahabat berkata: "kalau seandainya kau memiliki sehelai rambut Rasulullah, pastilah hal itu lebih berharga bagiku dari dunia dan seisinya", demikian cintanya para sahabat pada potongan rambut Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam. Diriwayatkan juga dalam riwayat yang tsiqah bahwa Rasulullah membeli 100 ekor onta dan beliau menyembelih 63 ekor onta, sisanya diserahkan kepada sayyidina Ali bin Abi Thalib kw. Onta itu tidak boleh melihat darah karena jika melihat darah onta akan mengamuk, jadi saat penyembelihan onta itu ditutup dengan tabir, maka di saat sahabat menutupkan tabir untuk penyembelihan onta-onta itu, Rasulullah memerintahkan untuk membuka tabir itu karena onta-onta itu bukanlah beringas bahkan mereka berdesakan dan berebutan ingin lebih dahulu disembelih oleh tangan nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam, demikian cintanya hewan kepada sayyidina Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam, bagaimana dengan kita?!.
Hadirin hadirat yang dimuliakan Allah
Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam sangat dicintai dan paling berhak dicintai, hingga teriwayatkan di dalam Shahih Al Bukhari ketika Rasulullah datang terlambat dalam shalat dzuhur, maka disaat itu para sahabat yang melihat Rasulullah datang mereka bergeser sampai terbelahlah shaf itu menjadi dua dan Rasulullah maju sampai ke belakang imam kedepan, para sahabat mengucapkan "Subhanallah, subhanallah, subhanallah", maksudnya memberi kabar kepada Abu Bakr As Shiddiq bahwa Rasulullah datang. Dan teriwayatkan di dalam Shahih Al Bukhari bahwa sayyidina Abu Bakr As Shiddiq ketika membaca Alqur'an selalu menangis dan khusyu' dalam bacaannya, namun karena terlalu banyak dan kerasnya suara para sahabat ada yang mengucapkan "subhanallah", ada yang bertakbir dan ada yang memberi isyarat lainnya, maka sayyidina Abu Bakr As Shiddiq terdiam dari bacaannya dan beliau mencium wangi Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam karena beliau adalah orang yang sangat wangi, sehingga sayyidina Anas bin Malik berkata:
مَاوَجَدْنَا رِيْحًا أَطْيَبُ مِنْ عِرْقِ النَّبِي صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
“ Tidak pernah kami menemukan satu wewangian yang lebih wangi dari keringat nabi shallallahu 'alaihi wasallam “
Dan wangi beliau shallallahu 'alaihi wasallam masih tercium sampai berhari-hari. Beliau selalu memegang kepala anak-anak yatim untuk dicium, maka jika ada orang-orang yang melihat anak-anak yang sedang bermain, untuk membedakan mana yang yatim dan mana yang bukan, maka mereka mencium kepalanya dan jika tercium bau Rasulullah berarti itu adalah anak yatim, karena bekas bau Rasulullah tidak hilang hingga tiga hari. Sampai beliau wafat pun, sayyidina Ali bin Abi Thalib kw yang memandikan beliau berkata seraya menangis:
طِبْتَ حَيًّا وَمَيِّتًا يَا رَسُوْلَ اللهِ
“ Engkau wangi dimasa hidup dan ketika wafat , wahai Rasulullah “
Karena air yang digunakan untuk memandikan Rasulullah menjadi wangi, bukan air yang mewangikan jenazah justru air itu menjadi wangi setelah dipakai untuk memandikan Rasulullah. Maka ketika sayyidina Abu Bakr ra mencium wangi Rasulullah, beliau tahu bahwa Rasulullah dibelakangnya dan ia pun mundur tetapi Rasulullah menahannya, maka sayyidina Abu Bakr As Shiddiq diam sebentar kemudian mundur lagi, maka Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam pun maju untuk menjadi imam. Dan tidak ada dalam satu madzhab pun makmum yang masbuq maju menggantikan imam kecuali madzhabnya cinta sayyidina Abu Bakr As Shiddiq kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, maka beliau mundur memberi kesempatan kepada makmum masbuq yang menantunya. Maka setelah selesai shalat Rasulullah berkata: "jika kalian hendak menegur imam maka untuk laki-laki ucapkan "subhanallah", kalau untuk wanita memukulkan telapak tangan kanan diatas tangan kiri, dan engkau wahai anak Abu Quhafah mengapa engkau mundur sedangkan engkau sudah menjadi imam?", maka Abu Bakr As Shiddiq berkata: "tidaklah pantas anak Abu Quhafah ini berdiri di depan Rasulullah". Demikian indahnya nabiku dan nabi kalian, pantaskah jika kita rindu dengan beliau, pantaskah jika kita ingin segera berjumpa dengan beliau?! Sungguh kehidupan ini adalah kehidupan yang sementara, dan siapa yang engkau rindukan maka dialah yang akan bersamamu kelak di hari kiamat. Sang Maha Baik akan menyambut para pecinta –Nya dan para pecinta sayyidina Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam.
Hadirin hadirat yang dimuliakan Allah
Akhir dari penyampaian saya adalah bersiap-siaplah untuk berjihad dengan hawa nafsumu, karena hari-hari setelah Ramadhan berbeda dengan hari-hari Ramadhan, hawa nafsu menjadi kuat, syaitan menjadi kuat dan di saat ini kita harus lebih berjuang, di bulan Ramadhan perjuangan kita adalah perjuangan yang berat tetapi dipermudah oleh Allah, berbeda dengan bulan-bulan lainnya perjuangan kita sebenarnya jauh lebih berat karena kekuatan syaitan lebih kuat, maka perlemahlah kekuatan syaitan dengan dzikir karena barangsiapa yang berdzikir akan Allah jaga dia dari segala sesuatu, maka perbanyaklah dzikir. Teringat suatu riwayat yang tsiqah dimana ketika semua orang telah masuk ke dalam surga, dan di saat itu masih ada orang-orang yamg belum tersenyum dan ketika mereka ditanya oleh para malaikat: "mengapa kalian masih belum tersenyum, padahal disini adalah tempat orang0orang yang gembira dan bahagia?", maka mereka berkata: "kami belum diperlihatkan keindahan dzat Allah", maka Allah subhanahu wata'ala bertanya: "wahai para malaikat mengapa kalian masih menutup tabir dari mereka untuk melihat-Ku?", maka para malaikat berkata: "Wahai Allah, sungguh mata mereka penuh dengan dosa maka tidak pantas melihat keindahan dzat-Mu", maka Allah subhanahu wata'ala berkata: "angkatlah tabir penghalang itu biarkan mereka melihat keindahan dzat-Ku, karena mereka dulu pernah mengalirkan air mata rindu untuk berjumpa dengan-Ku, maka mereka berhak memandang keindahan dzat-Ku". Rabbi, halalkan mata kami untuk selalu mengalirkan air mata rindu berjumpa dengan-Mu Ya Rahman Ya Rahim Ya dzal jalali wal ikram.
Hadirin hadirat, saya mohon maaf karena di beberapa waktu yang lalu saya tidak hadir, di malam takbiran saya tidak hadir, di malam halal bihalal saya tidak hadir karena kondisi saya. Sebenarnya bukan penyakit tubuh tapi kebingungan dan kerisauan atas beratnya tanggung jawab yang semakin hari semakin berat, sebenarnya saya sudah tidak mampu lagi meneruskan tugas ini, tugas ini terlalu berat bagi hamba penuh dosa ini, jangankan untuk menjadi guru, menjadi murid yang baik pun saya belum pantas, apalagi saya harus menjadi guru, masih banyak guru-guru yang lain yang lebih pantas memimpin, sepantasnya saya undur diri,
jamaah Majelis Rasulullah semakin luas, tanggung jawab semakin berat, sungguh hal ini sangat tidak pantas bagi saya, inilah yang sering membuat saya bingung dan risau. Tetapi alhamdulillah walaupun hal itu menjadi beban fikiran bagi saya namun guru mulia selalu memberikan doa dan selalu memberi semangat kepada saya untuk terus melanjutkan, maka saya anggap ini adalah instruksi beliau karena menjalankan perintah lebih utama daripada menjalankan adab.
Demi Allah jika bukan karena menjalankan perintah guru saya, saya tidak akan lagi mengajar di majelis-majelis karena saya sudah merasa tidak mampu lagi untuk memimpin ummat yang sedemikian banyaknya, yang masing-masing mempunyai kebutuhan, masing-masing membutuhkan ilmu yang luas, sedangkan saya bukanlah orang yang pantas menjadi murida apalagi menjadi guru, pendosa yang hanya mengharapkan pengampunan Allah dari doa-doa kalian. Hadirin hadirat, setiap hari saya selalu merasa terus berdosa,
setiap kali hadir majelis selalu mengecewakan orang, yang mau bersalaman atau yang mau minta doa tetapi saya tidak bisa memuaskan mereka. Satu tangan yang terulur untuk bersalaman kepada saya dan saya tidak bisa menjabatnya , hal itu sudah cukup membuat saya masuk neraka dengan kekecewaanya yang akan memancing kemurkaan Allah, maka bagaimana jika ribuan orang yang saya kecewakan di setiap malamnya?!, hal ini yang membuat saya berat, dan membuat saya merasa ingin undur diri dari majelis-majelis, namun instruksi guru mulia untuk terus bertahan, maka hanya karena perintah beliau lah saya bertahan dan tidak lebih dari itu.
Hadirin hadirat yang dimuliakan Allah
Saya ucapakan minal aidin wal faizin, dan mohon maaf kita tidak bisa bersalaman seperti tahun-tahun yang lalu, karena saya tidak ingin terjadi keributan seperti dulu banyak yang berdesakan hingga ada yang pingsan, sampai kaca pecah, keributan antara crew dengan jama'ah yang berdesakan. Maka cukuplah kita bersalaman dengan sanubari kita, kita selalu bersambung dalam satu rantai mahabbah kepada Allah dan Rasul-Nya, rantai ini tidak bisa diputus di dunia dan akhirah. Berjabat tangan hanya beberapa detik saja, setelah itu terlepas tetapi bersalaman dengan hati tidak bisa diputus oleh waktu dan tempat.
Hadirin hadirat, mohon doa semoga kita semakin maju dan sukses, semakin banyak yang bertobat, semakin banyak yang berdzikir, semakin banyak yang mengenal Allah, semakin dekat waktunya Fath Jakarta untuk menjadikan kota ini kota pecinta sayyidina Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam, kota damai, kota dzikir, kota shalawat, kota yang beridolakan Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam. Dan sungguh telah sukses bumi Jakarta ini karena tidak ada perkumpulan-perkumpulan yang lebih banyak di saat ini melebihi perkumpulan shalawat kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam. Perkumpulan para artis, perkumpulan partai dan kampanye telah dikalahkan oleh kelompok shalawat, kelompok taubah, kelompok para pecinta Allah dan rasul-Nya, hal ini adalah suatu kemenangan besar, dan semoga semakin besar.
Bukan kita mau bertentangan dan berpecah belah, insyaallah semua partai, semua kelompok masyarakat, semua kelompok yang banyak mengidolakan yang lain selain sang nabi akan bersatu dalam satu idola yaitu sayyidina Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam, amin allahumma amin.
Semoga Allah makmurkan seluruh majelis ta'lim, Allah makmurkan ormas-ormas muslimin yang bertujuan satu yaitu keridhaan Allah subhanahu wata'ala, dan Allah makmurkan bumi Jakarta, Allah makmurkan rakyat dan bangsa kita, Allah benahi para pejabat dan oknum kita agar dilimpahi hidayah. Rabbi, sejukkan jiwa kami, keluarga kami, sanubari kami, hari-hari kami, kota kami, bangsa kami dengan kesejukan nama-Mu ya Allah. Kabulkanlah hajat-hajat kami lebih dari yang kami minta, hapuslah dosa-dosa kami yang telah lalu dan siapkanlah maaf untuk dosa yang akan datang, dan kelompokkan kami bersama ahlu Badr Al Kubra…
فَقُوْلُوْا جَمِيْعًا ...
Ucapkanlah bersama-sama
يَا الله...يَا الله... ياَ الله.. ياَرَحْمَن يَارَحِيْم ...لاَإلهَ إلَّاالله...لاَ إلهَ إلاَّ اللهُ اْلعَظِيْمُ الْحَلِيْمُ...لاَ إِلهَ إِلَّا الله رَبُّ اْلعَرْشِ اْلعَظِيْمِ...لاَ إِلهَ إلَّا اللهُ رَبُّ السَّموَاتِ وَرَبُّ الْأَرْضِ وَرَبُّ اْلعَرْشِ اْلكَرِيْمِ... مُحَمَّدٌ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ،كَلِمَةٌ حَقٌّ عَلَيْهَا نَحْيَا وَعَلَيْهَا نَمُوتُ وَعَلَيْهَا نُبْعَثُ إِنْ شَاءَ اللهُ تَعَالَى مِنَ اْلأمِنِيْنَ
Hadirin hadirat yang dimuliakan Allah
Disini guru-guru kita banyak yang hadir, saya sungguh malu menyampaikan tausiah padahal mereka yang lebih tinggi ilmunya namun mereka diam. Dan berapa banyak orang-orang yang masyhur sebenarnya mereka itu berkat doa-doa orang yang tidak terlihat kemasyhurannya. Semoga Allah subhanahu wata'ala memberikan kesuksesan kepada kita, kemakmuran akan terlimpahkan kepad kita dalam waktu dekat, marilah kita terus membangun wilayah-wilayah kita, membangun masjid-masjid kita, mengundang teman-teman kita dalam keluhuran, teruslah kita menjadi pasukan sayyidina Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam dalam kedamaian dan ketenangan, karena telah semakin dekat kunjungan guru mulia kita Al Musnid Al Allamah Al Habib Umar bin Muhammad bin Salim bin Hafizh kira-kira 3 bulan lagi, insyaallah kita lebih dahsyat dan lebih banyak lagi dari saat ini secara kwalitas dan kwantitasnya, amin allahumma amin. Selanjutnya kita dengarkan indahnya pujian kepada nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam beberapa bait, kemudian kalimat talqin oleh guru kita Fadhilah As Sayyid Al Habib Hud bin Muhammad Baqir Al Atthas, yatafaddhal masykura.



Nabi saw Mi'raj Ke Langit
Senin, 21 Juni 2010


قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صلى الله عليه وسلم:
لَمَّا عُرِجَ بِالنَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، إِلَى السَّمَاءِ، قَالَ رسول صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : أَتَيْتُ عَلَى نَهَرٍ، حَافَتَاهُ قِبَابُ اللُّؤْلُؤِ، مُجَوَّفًا فَقُلْتُ مَا هَذَا يَا جِبْرِيلُ..؟، قَالَ هَذَا الْكَوْثَرُ

( صحيح البخاري )
Dari Anas ra berkata :
" Ketika nabi saw diangkat untuk Mikraj ke Langit, bersabda Rasulullah saw : aku telah mengunjungi sebuah sungai, yg dikelililingi kubah kubah Mutiara yg berongga rongga” ". ( Shahih Al Bukhari )


Image
Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh,

حَمْدًا لِرَبٍّ خَصَّنَا بِمُحَمَّدٍ وَأَنْقَذَنَا مِنْ ظُلْمَةِ الْجَهْلِ وَالدَّيَاجِرِ اَلْحَمْدُلِلّهِ الَّذِيْ هَدَاناَ بِعَبْدِهِ الْمُخْتَارِ مَنْ دَعَانَا إِلَيْهِ بِاْلإِذْنِ وَقَدْ ناَدَانَا لَبَّيْكَ ياَ مَنْ دَلَّنَا وَحَدَانَا صَلَّى اللهُ وَسَلّمَّ وَبَارَكَ عَلَيْهِ وَعَلَى آلِهِ اَلْحَمْدُلِلّهِ الَّذِيْ جَمَعَنَا فِي هَذَا الْمَجْمَعِ اْلكَرِيْمِ وَفِيْ هَذَا الْجَمْعِ اْلعَظِيْمِ
Limpahan Puji Kehadirat Allah Maha Raja Tunggal dan Abadi, Maha Melimpahkan keindahan Dzat Nya, yang merupakan isyarat dengan penciptaan alam semesta, merupakan lambang yang menyeru hamba Nya untuk mendekat, kepada keridhaan, kepada pengampunan, kepada kesucian, kepada keluhuran, kepada kebahagiaan dunia dan akhirat, dari yang Maha Tunggal Menguasai kerajaan dunia dan akhirat, Allah Maha penguasa dan Maha menguasai setiap kejadian, Maha Menawarkan kedekatan dan Cinta Nya kepada hamba-hamba Nya, dan Maha Menghibur hamba agar jangan risau ingin dekat dan putus asa dari Rahmat Nya, Dialah Allah, Yang telah menyeru para pendosa dengan Firman Nya :
“Katakanlah Wahai hamba-hamba Ku, yang telah melampaui batas dalam berbuat dosa jangan berputus asa dari kasih sayang Allah, sungguh Allah Maha Mengampuni semua dosa, dan sungguh Allah Maha pengampun dan berkasih sayang” (QS Azzumar 53)

Diriwayatkan oleh Hujjatul Islam wabarakatul anam Al Imam Qadhi’iyad didalam kitabnya Assyifa, menukilkan riwayat ayat ini adalah :
Ketika Sang pembunuh Sayyidina Hamzah bin Abdul Muthalib radhiyallahu'anhu pamannya Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, yaitu Wahsyi seorang budak yang memang sengaja membunuh Sayyidina Hamzah bin Abdul Muthallib radhiyallahu'anhum di dalam perang Uhud, di saat perang Uhud itu Sayyidina Hamzah bin Abdul Muthallib di tombak dari kejauhan dari belakang tubuhnya hingga wafat dan Wahsyi tidak cukup hanya dengan itu, Wahsyi membelah dada Sayyidina Hamzah, mengeluarkan jantungnya, memotong hidung dan telinga dan bibir dan mencungkil ke dua matanya lantas di bawakan kepada Hindun.
Hadirin Hadirat, inilah dosanya Wahsyi orang yang telah membunuh pamannya Rasul shallallahu 'alaihi wasallam, lalu mengeluarkan jantungnya dari dadanya, jenazah itu di robek dan di keluarkan jantungnya, di cungkil ke dua mata, bibir, hidung dan kedua telinganya dan di bawakan untuk tuannya.
Lalu di saat itu, disaat Fatah Makkah, Rasul shallallahu 'alaihi wasallam masuk ke Makkah dengan 100 ribu muslimin muslimat, Wahsyi melarikan diri, ia menjauhkan diri sampai kepantai, Istrinya datang kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam :
“Wahai Rasul, suamiku mempunyai dosa yang sangat besar, kalau ia masuk Islam dan bertaubat, apakah suamiku di ampuni ?”

Maka Rasul shallallahu 'alaihi wasallam berkata
“Allah memaafkan semua yang terdahulu jika orang mau bertaubat, masuk Islam Taubat sudah tidak ada lagi dosa”

Maka Istrinya pun menemui Suaminya di pantai, berkata Rasul shallallahu 'alaihi wasallam
“Allah akan mengampuni semua yang Lalu kalau kau mau bertaubat dan masuk Islam”

Wahsyi berkata pada Istrinya :
“kamu tahu bahwa Rasul shallallahu 'alaihi wasallam tahu kamu istri saya?”

maka berkata Istrinya :
“tidak ku sampaikan”

“katakan dulu, mustahil aku diampuni”

Maka Istrinya balik lagi kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam :
“Ya Rasulullah, apakah betul semua dosa akan di ampuni??? suamiku ketakutan”

Rasul shallallahu 'alaihi wasallam berkata :
“sudah kusampaikan beberapa waktu yang lalu, Allah memaafkan apa-apa yang terdahulu”

Maka Istrinya berkata :
“Ya Rasulullah, suamiku adalah Wahsyi yang telah membunuh pamanmu, merobek dadanya, mengeluarkan jantungnya, mencungkil kedua matanya, dan memotong bibir, hidung dan kedua telinganya”

Berubah wajah Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, beliau terdiam dan tidak menjawab, menunduk, Turunlah ayat :
“Katakan Wahai hamba-hambaku yang telah melampaui batas dalam berbuat dosa, jangan berputus asa dari kasih sayang Allah, Allah mengampuni semua dosa”

Rasul menyampaikannya kepada para Shahabat dan kepada Istrinya dan Istrinya menyampaikan kepada Suaminya datanglah Wahsyi masuk Islam, Rasul shallallahu 'alaihi wasallam berkata “kau wahsyi yang telah membunuh pamanku? Hamzah bin Abdul Muthallib”
“Betul wahai Rasul, aku telah berbuat ini dan itu”

“kumaafkan kesalahanmu, namun satu hal, jangan perlihatkan wajahmu lagi di hadapanku setelah ini”

“kenapa wahai Rasulullah, bukankah kau sudah memaafkan aku?”

“aku sudah memaafkanmu, tapi kalau aku lihat wajahmu aku terbayang wajah Hamzah bin Abdul Muthallib yang rusak di hancurkan olehmu saat itu, aku teringat wajah Hamzah, makanya jangan muncul di hadapanku lagi”

Wahsyi kemudian terus kecewa di dalam hatinya sampai munculnya Musailamah Al Kaddzab musuhnya Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, ia berkata “nah ini tombak yang kugunakan untuk membunuh Hamzah bin Abdul Muthallib akan kugunakan juga untuk membunuh Musailamah Al Kadzab, barangkali sedikit bisa menebus dari pada kesalahan ku yang lalu”, namun kita lihat Sang Maha Lembut Rabbul’alamin berbuat kepada orang yang demikian, Wahsyi, Allah menjawab keputus asaannya dengan kasih sayang Allah yang berkata pada istrinya “mustahil aku di ampuni karena aku sudah berbuat dosa yang sangat besar, membunuh pamannya Rasul shallallahu 'alaihi wasallam” namun justru Allah memanggilnya untuk kembali kepada cintanya, “jangan putus asa dari kasih sayang Allah” kenalilah Tuhan mu yang Maha Lembut dan Maha Berkasih sayang, tiada yang lebih lembut dari Nya, tiada yang lebih santun dari Nya, Tiada yang lebih menerima dari Nya, tiada yang lebih mengerti dan memahami keadaan kita kecuali Allah Yang Mencipta kita dari tiada, Yang Mengetahui setiap Detik hari-hari kita yang lalu dan yang akan datang, yang memberi kita dengan pemberian tidak bisa di beri oleh makhluk satu sama lain, yang paling berkasih sayang lebih dari semua yang mencintai kita, Dialah Allah, yang telah mengutus hamba yang paling di Cintai Nya, Yang mempunyai sifat yang sangat lemah lembut Sayyidina Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam, Shahibul Akhlak Sayyidina Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam, Shahibul Isro’ Sayyidina Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam, Shahibul Mi’raj Sayyidina Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam, Pemimpin kita dan idola kita yang berlemah lembut dan tiada manusia yang lebih lembut dari Muhammad Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam. Diriwayatkan di dalam Shahih Bukhari, Rasul shallallahu 'alaihi wasallam : “Rasul shallallahu 'alaihi wasallam, sebaik baiknya manusia, budi pekerti dan tubuhnya”
dan Rasul shallallahu 'alaihi wasallam telah disampaikan oleh Allah subhanahu wata'ala:
“Sungguh engkau mempunyai akhlak yang agung”(QS Nun 4)

Dan firman Allah swt pula :
“Telah datang kepada kalian utusan dari bangsa kalian, berlemah lembut dan sangat peduli atas musibah yang menimpa kalian dan sangat berlemah lembut kepada hamba-hamba Allah yang beriman dialah Sayyidina Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam” (QS Attaubah 128)

Orang yang paling mencintai kita dari semua orang yang cinta pada kita Sayyidina Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam, hadirin hadirat malam-malam agung ini, mengingat dan mengundang ruh dan jiwa kita mengingat peristiwa Mi’raj Sayyidina Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam yang naik ke langit dengan undangan tunggal dari Rabbul’alamin, tidak mengundang siapapun selain Muhammad Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam untuk datang menghadap, hingga Beliau shallallahu 'alaihi wasallam diriwayatkan di dalam Shahih Bukhari:
“Datang kepadaku Jibril a.s dengan dua lainnya, lantas ia membelah dadaku dan mencuci dadaku dari mulai urat leherku sampai perutku lantas kemudian membawa Baki dari emas dan menuangkan Iman dan Hikmah kedalam sanubariku, lalu mengembalikan posisi tubuhku seperti semula, lalu membawaku Mi’raj menuju Masjidil Aqsha dan di Masjidil Aqshalah aku bertemu para Nabi dan Rasul lantas kemudian aku mulai naik melintas langit dunia”

kita fahami langit di dunia luasnya sudah tidak terhingga, manusia belum mencapai ujung batasnya karna terdapat padanya triliunan Galaksi dan belum terhitung triliunan lainya yang jarak Galaksi terdekatnya yaitu Andromeda sudah dua juta tahun kecepatan cahaya, bagaimana Galaksi yang terjauh dan itu semua baru dilangit dunia, karena Allah berfirman :
“kami jadikan di langit dunia itu bintang-bintang yang bercahaya, menunjukan semua planet-plenet itu baru di langit yang pertama” (QS Al Mulk 5)

Dan Rasul menembus batas langit yang pertama itu, bukan Galaksi yang terdekat tapi ke ujungnya, bersama Jibril As dalam beberapa kejap saja, jauh lebih cepat dari kecepatan cahaya, kalau kecepatan cahaya butuh waktu dua juta tahun menuju Galaksi yang terdekat (Andromeda), bagaimana Galaksi yang miliaran lainnya, gugusan-gugusan bintang yang berjumlah Miliyaran di angkasa ini kesemua jarak itu di tempuh dengan kecepatan yang jauh lebih cepat dari kecepatan cahaya, sampailah ke batas langit pertama,
Jibril memerintahkan pintu langit di buka untuk Sayyidina Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam, maka berkata para malaikat penjaga pintu langit
“Siapa yang bersamamu wahai Jibril”

Jibril berkata :
“Muhammad Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam”

“apakah ia sudah waktunya di utus dan bangkit?”

Berkata Jibril :
“Betul”

Maka Malaikatpun membuka pintu langit pertama dan berkata
“Selamat datang untuknya, semulia-mulia datang kelangit pertama telah datang”

Fahamlah kita dari ucapan ini, tidak ada satupun makhluk yang lebih mulia menginjak langit pertama melebihi Sayyidina Muahmmad shallallahu 'alaihi wasallam.
Diriwayatkan didalam Shahih Bukhari :
“Selamat datang untuknya, semulia-mulia yang datang telah datang kelangit pertama”

Hadirin hadirat disaat itu berjumpa dengan Nabiyallah Adam a.s, yang mengucapkan salam kepada Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam dengan ucapan
“selamat datang wahai Nabi Yang Shaleh wahai keturunanku yang Shaleh”

Maka saat itu Rasul shallallahu 'alaihi wasallam melihat dikanan Nabi Adam jika dia melihat kekanan dia tertawa dan tersenyum jika dia melihat kekiri dia menangis,
Maka berkatalah Rasul kepada Jibril : “wahai Jibril kenapa Nabi Adam ini kalau melihat kekanan dia tersenyum, kalau lihat kekiri dia menangis?”
Berkatalah Jibril : “Kalau ia melihat kekanan, dia melihat arwah keturunannya yang Shaleh, kalau ia melihat kekiri ia melihat arwah keturunannya kufur dan jahat sehingga menangis jika melihat kekiri lantas beliau tidak melihat ke kanan semua manusia yang ada di permukaan bumi ini dan bangsa seluruh bangsa, afrika, amerika, Cina, Jepang, Arab dan seluruh bangsa yang ada di muka bumi ”
Ruh keturunannya yg beriman dan shalih itu membuat Nabi Adam a.s tersenyum pada mereka, wafat dalam keshalehan dan menangis melihat keturunannya yang wafat didalam hal yang mungkar.
Hadirin hadirat lalu Rasul shallallahu 'alaihi wasallam menembus langit yang ke dua dan bertemu dengan Nabi Isa bin Maryam a.s dan di sambut oleh Nabi Isa a.s demikian didalam Shahih Bukhari dengan ucapannya : Tiadalah malaikat membukakan pintu kecuali bertanya
“siapa yang bersamamu wahai Jibril hingga kau perintahkan membukakan pintu langit ke dua”

Jibril berkata :“Yang bersamaku Muhammad Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam”
Maka iapun berkata : “Selamat datang untuk Sang Nabi, semulia mulia yang datang di langit ke dua telah datang”
Dibukalah pintu-pintu langit ke dua untuk menyambut Sayyidina Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam dan mereka pun menyambut gembira, para malaikat berdesakan menyambut kedatangan Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam.
Demikian Riwayat Shahih Bukhari.
Lalu dia menembus langit yang ketiga Rasul shallallahu 'alaihi wasallam dan berkatalah Jibril
“Bukakan seluruh pintu langit”
Berkatalah Malaikat langit ke tiga : “Siapa Yang bersamamu wahai Jibril, sampai aku harus membukakan pintu langit ketiga ini” Jibril berkata : “Muhammad Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam” maka berkata para malaikat dengan ucapan yang sama “apakah sudah di utus?” dijawab oleh Jibril as : “Sudah”
“Selamat datang untuknya semulia-mulia yang datang di pintu langit ke tiga”

Pintu langit ketiga dibuka dan Rasul shallallahu 'alaihi wasallam bertemu dengan Nabiyallah Yusuf a.s., Lantas Beliau naik kelangit ke empat dengan sambutan yang sama di buka pintu langit ke empat untuk Muhammad Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, disambut oleh para Malaikat dan para Nabi, di sambut di langit ke empat Oleh Nabi Idris a.s lantas di langit ke lima di sambut pula oleh para Nabi di langit keenam di sambut Oleh Nabiyallah Musa a.s, dalam satu Riwayat di dalam Shahih Bukhari didalam riwayat lainnya oleh Nabiyallah Ibrahim juga dalam Shahih Bukhari teriwayatkan, dalam langit ke tujuh berjumpa dengan Nabiyallah Musa dalam Riwayat lainnya Nabiyallah Ibahim a.s, lantas Rasul berkata setelah itu aku di naikkan ke Baitul Ma’mur yang tempatnya tepat berada diatas Ka’bah, lantas aku berkata pada Jibril, “apa ini wahai Jibril?”
Jibril berkata :
“ini Baitul Ma’mur, 70 ribu malaikat shalat setiap harinya dan keluar dari Baitul Ma’mur 70 ribu dan tidak pernah kembali lagi terus keluar 70 ribu tepat diatas ka’bah al Musyarrafah tempatnya”

Hadirin hadirat lantas Rasul shallallahu 'alaihi wasallam dinaikan lagi sampai mendengar lauhul mahfud (ketentuan takdir) sampai ia mendengar yaitu keputusan-keputusan Allah subhanahu wata'ala lantas setelah itu di perintah untuk menghadap langsung kepada Allah subhanahu wata'ala, Jibril berhenti tidak meneruskan menemani lagi, karena dalam riwayat yang lainya Jibril berkata : “aku tidak mampu terus menghadap kepada Allah karena tidak di izinkan untuk menghadap, hanya engkau yang di izinkan untuk menghadap, kalau aku naik aku akan hancur terbakar dengan cahaya hijab, dari hijabnya Allah subhanahu wata'ala, cahaya dari 70 ribu tabir cahaya yang menutupi makhluk dengan Al Khaliq, jika sampai aku ke hijab itu aku akan terbakar” kata Jibril.
70 ribu tabir terbuka untuk Sayyidina Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam, dan Rasul shallallahu 'alaihi wasallam, diriwayatkan didalam Shahih Bukhari berjumpa dengan Allah subhanahu wata'ala, dan Allah subhanahu wata'ala telah berfirman :
“saat itu sangat dekat dia dengan Allah subhanahu wata'ala” (QS Annajm 8-9)

Diriwayatkah didalam Assyifa oleh Hujjatul Islam Al Qadhi’iyad alaihi rahmatullah bahwa di saat itu Rasul shallallahu 'alaihi wasallam menceritakan :
“saat aku naik menuju Mi’raj aku melihat dilangit itu para malaikat gemuruh dengan dzikir dan tasbih dan warna dan bentuk yang belum pernah aku lihat di permukaan bumi ada warna seperti itu dan bentuk seperti itu dan kulihat hamparan surga itu bentangan tanahnya adalah Misk yang di keringkan, minyak wangi yang mengering dari indahnya di campur dengan berlian dan juga mutiara dan kemudian aku sampai ketika menembus Muntahal khalai’iq (batas akhir seluruh Makhluk) tidak lagi kudengar satu suarapun, sepi dan senyap, tidak ada lagi bentuk dan warna warni dan saat itu akupun mendengar satu suara :
b>“mendekat mendekat wahai Muhammad, tenangkan dirimu dari ketakutanmu wahai Muhammad”
maka beliau pun bersujud lalu berkata : Attahiyyatul Mubaarakaatusshalawaatutthayyibaatu lillah“ (Rahasia keluhuran, kebahagiaan, kemuliaan, keberkahan, milik Allah dan untuk Allah subhanahu wata'ala)
maka aku mendengar jawaban kata Rasul : Assalaamu alaika ayyuhannabiyyu warahmatullahi wabarakaatuh”, (Salam sejahtera wahai Nabi dan Rahmatnya Allah, dan keberkahannya)
Maka aku menjawab : “Assalaamu alaina, wa alaa ibaadillahisshaalihiin” (Salam sejahtera bagi kami (yaitu aku dan ummatku), dan hamba hamba yg shali (yaitu para nabi dan malaikat)
Beliau tidak mau mengambil rahasia salam sejahtera dari Allah sendiri, tapi ingin menyertakan Ummat Beliau shallallahu 'alaihi wasallam dengan ucapan :
“salam sejahtera untuk kami dan para hamba Allah yang Shaleh yaitu para malaikat dan para Rasul dan Nabi”

Demikian sebagian ulama menjelaskan.
Hadirin hadirat maka di wajibkannya 50 waktu shalat, lantas beliau turun berjumpa dengan Nabiyallah Musa As,
“apa yang dikatakan Tuhanmu?”

“aku di berikan hadiah untuk membawa shalat 50 waktu”

“baliklah..!, bani Israil tidak mampu melakukan 50 waktu apalagi ummatmu, Ummatmu lebih pendek usianya, lebih lemah, lebih tidak berdaya, balik lagi minta kekurangan”

maka Rasul shallallahu 'alaihi wasallam kembali di kurangi 10 waktu, ketika meminta kekurangan seraya berkata :
“Wahai Allah sungguh Ummatku sudah sangat lemah dibanding ummat-ummat sebelumnya”
Maka Allah subhanahu wata'ala menguranginya 10 menjadi 40 waktu,
Dia turun pada Nabiyallah Musa, Musa a.s berkata :
“apa yang kau dapat, di kurangi berapa?”

Rasul saw menjawab : “sepuluh”
“balik lagi, 40 waktu tidak mampu ummatmu, minta dikurangi lagi, minta keringanan”

Maka Nabi shallallahu 'alaihi wasallam balik lagi pada Allah, dikurangkan lagi 10 hingga demikian sampai 5 waktu yaitu beliau bulak balik demi minta keringanan.
Didalam salah satu riwayat Nabiyallah Musa a.s itu ketika beliau a.s diriwayatkan didalam riwayat yang tsiqah (riwayat yang kuat), saat beliau mendengar firman Allah Swt di bukit Tursina maka itu bukan di langit, tapi di bukit Tursina saat ia mendengar firman Allah Swt di bukit Tursina, ia pun turun di bukit tursina ia menutup telingannya dari semua suara benda dan hewan karena ia tidak tahan mendengar buruknya suara benda dan hewan karena telah mendengar suara yang sangat begitu lembut dan indah mewakili firmannya Allah Swt tidak kuat mendengar suara air, suara burung, suara manusia, suara hewan menyakiti telinga Musa a.s, itu Nabiyallah Musa a.s di dunia maka bercahaya terlihat diwajah Nabiyallah Musa dilihat oleh istri dan anak-anaknya demikian terang benderang wajahmu Nabiyallah Musa As berkata : aku tadi mendapat firman Allah Swt, maka ketika di malam isra’ wal mi’raj beliau Musa a.s melihat Rasul Saw kembali kehadapan Allah Swt dengan wajah yang terang benderang bias dari cahaya Rabbul’alamin subhanahu wata'ala, Nabiyallah Musa a.s bahkan mencari alasan supaya Muhammad kembali lagi ke atas supaya bisa balik lagi, jumpa lagi, melihat lagi cahaya keindahan Allah, wajah Beliau bagaikan cermin yang mencerminkan cahaya keagungan Ilahi, balik lagi keatas, balik lagi hingga berkali kali Nabi Musa a. bisa menikmati bias dari cahaya keindahan Rabbul’alamin yang terlihat di wajah Sayyidina Muhammad Saw dan setelah itu Nabiyallah Musa pun ketika Rasul berkata :
“sudah cukup 5 waktu tadi sudah di beri pahala 50 waktu oleh Allah subhanahu wata'ala”

kembali lagi, Rasul berkata : “aku sudah malu, karna Allah Swt sudah berfirman : “ Aku sudah lewatkan dan sudah jalankan fardhu Ku untuk hamba-hamba Ku”(Shahih Bukhari)
yaitu Allah Swt telah menentukannya dan tidak lagi merubahnya 5 waktu, Allah Maha tahu shalat itu 5 waktu bukan 50 waktu, namun Allah ingin memberi isyarat kepada sang Nabi dan kepada ummat beliau yaitu kita berapa besarnya rindu kita kepada Allah Swt, berapa besarnya rindu Allah pada kita, Allah meminta 50 kali kita menghadap, kita 5 kali saja ada yang masih malas dan keberatan, berapa cinta Allah kepada kita, berapa cinta kita kepada Allah, Allah minta 50 kali, karena kita lemah kita diberi 5 kali tapi sama dengan 50 waktu seakan akan 50 kali menghadap Allah, inilah cinta nya Rabbul’alamin kepada mu.
Hadirin hadirat yang dimuliakan Allah,
bahkan ketika Rasul saw turun melihat Musa a.s menangis lalu berkata :
“wahai jibril kenapa ia menangis”
Jibril a.s berkata :
“karena ia menangisi, ia telah menyeru kepada Allah subhanahu wata'ala , inilah Nabi yang paling mulia melebihi ummatnya yang lebih banyak dari ummatku dan yang masuk surga dari ummatnya lebih banyak dari ummat ku”

maka menangis Nabiyallah Musa a.s berpisah dengan Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam karena Rasul shallallahu 'alaihi wasallam kembali membawakan kepada kita hadiah Ilahiyah berupa 5 waktu yang luhur, 5 waktu suci untuk menghadap Ilahi, jiwa dengan jiwa, ruh dengan ruh, sanubari menghadap Allah subhanahu wata'ala dengan saat ruh menghadap Allah subhanahu wata'ala walaupun jasad kita di bumi tapi ruh dan jiwa kita dan sanubari kita saat mulai kita takbiratul ihram hingga selesai shalat yaitu salam, mulai takbiratul ihram hingga salam saat itu kau terbuka hijab antara kau dengan Allah subhanahu wata'ala berhadapan dengan Rabbul’alamin, sebagaimana hadits Rasul shallallahu 'alaihi wasallam diriwayatkan didalam Shahih Bukhari :
“barang siapa yang melakukan shalat sungguh ia sedang berbicara dan bercakap cakap dan menghadap Allah subhanahu wata'ala”

Inniy wajjahtu wajhiya lilladziy fatharassamaawaati wal ardhi….dst “ sungguh kuhadapkan jiwaku, hatiku, wajah hati ku, kepada yang menciptakan langit dan bumi yaitu Allah subhanahu wata'ala..”

Hadirin hadirat yang dimuliakan Allah,
Demikian rahasia keluhuran didalam mi’raj sekilas kita buka namun masih lagi banyak bagaikan samudera yang sangat luas yang tidak bisa diceritakan dengan lisan diantaranya adalah ucapan para penyair bahwa ketika Nabi Musa a.s menghadap Allah Swt di Bukit Tursina, maka disaat itu perintahkan kepada Musa :
“lepas kedua sandal mu wahai Musa kau berada di lembah yang suci” (QS Thaahaa 12)

maka disaat Rasul shallallahu 'alaihi wasallam Mi’raj naik ke hadhratullah tidak di perintah membuka kedua sandalnya, maka berkata para penyair dalam syairnya manakah yang lebih mulia sandal atau Jibril a.s, jibril tidak biasa naik kehadhratullah sandalnya Rasulullah naik ke hadhratullah subhanahu wata'ala, tentu jibril a.s lebih mulia dari sandal, sandal hanya terbuat dari kulit kambing tapi karena sandal terikat dengan kaki Sayyidina Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam walaupun terbuat dari kulit kambing karena terikat dengan kaki Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, demikian pakaian Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam naik ke hadirat Allah shallallahu 'alaihi wasallam, tidak diperintah membuka kedua sandalnya sebagai tanda bahwa orang-orang yang terikat hatinya dengan Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam sangat dekat dengan Allah subhanahu wata'ala, Allah tidak perintahkan semua yang bersama Rasul untuk berpisah, bahkan sandalnya pun tidak diperintahkan dibuka menunjukkan lebih lagi hatinya yang terikat cinta pada Sayyidina Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam, mereka mendapatkan rahasia kemuliaan isra’ wal mi’raj, seluruh ummat beliau buktinya, saat kita shalat kita mengulang kembali kalimat percakapan Allah dengan Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam : yaitu : attahiyyatul Mubaarakaatu….dst.
kalimat itu kalimat percakapan antara Allah dan Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam kau ucapkan didalam shalat, setiap shalat kita mengucapkannya, rahasia keluhuran isra’ wal mi’raj tumpah pada kita 5 kali setiap harinya ingin lebih lakukan lagi, ada shalat dhuha, ada shalat witir, ada shalat tahajjud, ada shalat shalat luhur lainnya.
Hadirin hadirat yang dimuliakan Allah,
demikian rahasia sekilas dari rahasia keluhuran shalat, tidaklah seseorang melewati hari-harinya di dalam shalat kecuali ia telah dalam keluhuran, diriwayatkan didalam shahih bukhari, sebagaimana hadits yang kita baca tadi, bahwa ketika Rasul shallallahu 'alaihi wasallam mi’rajh berkata Sayyidina Anas bin Malik ia melihat kubah-kubah yang terbuat dari mutiara yang ada danau disampingnya, kubah-kubah yang terbuat dari mutiara yang berlubang lubang dengan keindahan, maksudnya, berlubang lubang dengan indah mutiara mutiara itu, memberikan Tanya kepada jibril, “apa itu jibril ?”
berkata jibril “itu telaga al Kautsar”
itu telaga yang sangat indah Rasul berkata, diriwayatkan didalam Shahih Bukhari atau riwayat lainnya bahwa jumlah cangkirnya sebanyak bintang di langit, cangkir-cangkir yang berada di telaga al-kautsar milik Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam yang Allah firmankan:
“Sungguh kami memberi kepadamu wahai Muhammad telaga al-kautsar, maka shalatlah kepada Allah, perbanyaklah doa dan berkurbanlah, dan orang-orang yang ingin mencelakaimu lah yang akan celaka dan terputus keturunanya” (QS Al Kautsar)

tiga ayat yang demikian singkat tapi mensiratkan betapa mulianya Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam yang diberikan oleh Allah telaga al kautsar, didalam riwayat yang tsiqah (riwayat yang kuat) jika pecah salah satu pecahan kecil dari cangkir yang ada di telaga al kautsar jatuh kepermukaan bumi pecahan kecil itu lebih mahal dari seluruh perhiasan yang ada di muka bumi.
Hadirin hadirat bagaimana satu cangkir sempurna hati para sahabat dan para pecinta Rasul shallallahu 'alaihi wasallam mereka meminta kepada Rasul shallallahu 'alaihi wasallam, ya Rasulullah saat kami nanti di telaga al kautsar, saat itu kami tidak mau meminum dari gelasnya, lalu bagaimana? ingin meminum langsung dari telapak tanganmu ya Rasulullah, telapak tangan mu lebih mulia dari seluruh cangkir yang ada di telaga al kautsar.
Hadirin hadirat yang dimuliakan Allah,
demikian para sahabat Rasul, radhiyallahu'anhum, berkata Rasul shallallahu 'alaihi wasallam di akhir masa hidupnya seraya bersabda :
“akan kalian lihat nanti setelah aku wafat hal-hal yang tidak menyenangkan, bersabarlah sampai kalian berjumpa dengan ku di telaga haudh” (Shahih Bukhari)

para pecinta Rasul shallallahu 'alaihi wasallam ditunggu oleh Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam di telaga haudh, semoga aku dan kalian dikumpulkan oleh Allah ditelaga haudh, ditelaga al kautsar bersama Sayyidina Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam, bersama para muhaajiriin dan anshar, ahlul badr, ahlul uhud.
Rabbiy kami bermunajat memanggil nama Mu yang Maha luhur, yang Maha membuka rahasia keluhuran dunia dan akhirat, yang Maha memiliki rahasia kebahagiaan dunia dan akhirat, Maha memiliki kunci kunci kemudahan dunia dan akhirat, yang Maha memiliki cahaya kebahagiaan, keluhuran, pengampunan, dan kasih sayang, wahai yang berkasih saying kepada kami lebih dari semua yang mencintai kami, wahai yang Maha baik kepada kami lebih dari semua yang baik kepada kami.
Masing-masing hadirin mempunyai hajjat, mempunyai doa, mempunyai kebutuhan, ada yang terjebak hutang, ada yang terjebak masalah, ada yang terjebak kesedihan, ada yang terjebak kesusahan, ada yang igin bekerja belum bekerja, ada yang ingin punya keturunan belum punya keturunan, ada yang ingin menikah belum menikah, masing masing dengan hajjatnya, Rabbiy Engkau Maha melihat saat ini kepada segenap sanubari kami, (Firman Allah swt) : “apakah mereka mengira tidak ada satupun yang Melihat” (QS Al Balad.7) melihat mereka apakah mereka tidak mengira bahwa Allah Swt yang Maha Tunggal selalu melihat mereka, “Bukankah telah kami berikan pada mereka penglihatan, kami berikan pada mereka ucapan, kami berikan pada mereka dua jalan (kebaikan dan keburukan) (QS Al Balad 8,9,10), mana yang ingin mereka pilih didalam kedekatan kasih sayang atau dalam kemurkaan Ku, semoga aku dan kalian dan semua keluarga, dan keturunan kita disatukan oleh Allah dan dipastikan oleh Allah didalam orang orang yang diridhoi Allah, orang orang yang dimuliakan Allah, orang orang yang dilimpahkan rahmat oleh Allah setiap waktu dan saat.
Rabbiy bimbing kami, maafkan dosa dosa kami, tidak kami bangkit dari tempat ini kecuali kau sudah menghapus seluruh dosa dosa kami, dan dosa ayah bunda kami, dan dosa kerabat dan saudara kami, suami kami dan istri kami, anak anak kami dan keluarga kami yang masih mempunyai dosa dan belum terampuni hingga malam ini ampunkan seluruh dosa mereka ya Rahman ya Rahim.
Mereka yang telah wafat dari ayah bunda, dari keluarga atau teman atau kerabat yang barangkali hingga malam ini masih terhimpit di alam kubur, bebaskan dari segala kesusahan ya Allah, dan mereka yang didalam kemuliaan didalam kubur, tambahkan kemuliaannya, dan mereka yang masih hidup Rabbiy linpahkan Rahmat dan keluhuran untuk mereka dan untuk kami semua.

Wahai Nama yang mengawali segala-galanya dari tiada menjadi ada maka adakanlah segala apa yang kami minta, Wahai yang Maha mampu memberi melebihi semua yang mampu memberi, Wahai yang telah berfirman kepada kami (dalam hadits qudsiy) : “Wahai hamba-hamba Ku, jika berkumpul dari kalian seluruh jin dan manusia yang pertama dan yang terakhir di suatu lapangan yang multi luas, dan masing-masing kalian mempunya hajat dan meminta kepada Ku, (ada yang minta 1000 Surga, ada yang minta 1000 Arsy dengan masing-masing permintaannya) kuberikan semua yang kalian minta, tidak berkurang dari yang kumiliki, kecuali seperti jarum yang terangkat dari tengah lautan samudera” (Shahih Muslim)
Wahai Allah Yang Maha Luhur, limpahkanlah kami lebih dari apa yang kami minta, limpahkan permintaan kami lebih dari apa yang kami harapkan, ampuni semua dosa yang kami ketahui dan yang tidak kami ketahui, kami titipkan masa lalu kami dalam samudera pengampunan Mu, kami titipkan masa depan kami kepada samudera gerbang kebahagiaan Mu,